Coba tengok ke langit siang hari yang cerah. Warnanya biru, bukan putih atau hitam seperti malam. Tapi mengapa bukan warna lain? Mengapa bukan hijau? Atau ungu? 🤔
Fenomena ini ternyata bisa dijelaskan oleh ilmu fisika cahaya!
Matahari dan Cahaya Putih
Cahaya dari Matahari sebenarnya berwarna putih, tapi… tahukah kamu bahwa cahaya putih itu terdiri dari berbagai warna? Yup, seperti pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Kita bisa melihat ini saat hujan disertai sinar matahari.
Ini disebut spektrum cahaya tampak.
Atmosfer dan Hamburan Rayleigh
Saat cahaya matahari masuk ke atmosfer Bumi, ia harus menembus udara yang penuh partikel: molekul udara, debu, uap air, dan lainnya.
Nah, cahaya dengan panjang gelombang lebih pendek seperti biru dan ungu akan lebih mudah “terhamburkan” oleh molekul udara dibandingkan merah atau kuning. Ini disebut hamburan Rayleigh.
Tapi tunggu… kenapa kita melihat biru, bukan ungu?
Biru Lebih Dominan dari Ungu?
Cahaya ungu sebenarnya juga tersebar, tapi:
- Mata manusia kurang sensitif terhadap warna ungu.
- Sebagian cahaya ungu diserap oleh lapisan ozon.
Jadi, cahaya birulah yang paling banyak tersebar dan terlihat oleh kita.
Lalu, Kenapa Saat Senja Langit Jadi Merah?
Ketika Matahari berada rendah di cakrawala (seperti saat matahari terbenam), cahaya harus menempuh jalur yang lebih panjang di atmosfer. Gelombang cahaya biru sudah tersebar habis, sehingga cahaya merah dan jingga yang tersisa — inilah mengapa langit senja terlihat indah berwarna keemasan atau merah bata.
Warna Langit | Penyebab Utama |
---|---|
Biru saat siang | Hamburan Rayleigh terhadap cahaya biru |
Merah saat senja | Jalur panjang → cahaya merah tak tersebar |
Fakta Menarik
- Di planet Mars, langit senjanya justru biru, dan siangnya kemerahan — kebalikan dari Bumi!
- Pilot di ketinggian 10.000 meter bisa melihat langit menjadi lebih gelap biru ke hitam, karena atmosfer makin tipis.